Kamis, 04 Juni 2015

PERAN SERTA DAN PARTISIPASI WARGA DI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA, BERNEGARA, DAN BERMASYARAKAT



KURANGNYA PERAN SERTA DAN PARTISIPASI WARGA DI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA, BERNEGARA, DAN BERMASYARAKAT








Di buat oleh:
Nama    : Dwi Agung Nugraha
NIM      : 142140083
Kelas     : 2C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2015
BAB I
RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana agar warga dapat berperan aktif serta berpartisipasi dalam pembelaan Negara dan dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat?
2.      Mengapa peran serta dan partisipasi warga sangat penting dalam pembelaan Negara dan kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat?
 BAB II
PEMBAHASAN

a.         Tinjauan Pustaka
Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang tersedia di semua jenjang pendidikan. Mulai dari SD sampai SMA dapat kita temukan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bahkan sampai tingkat bangku kuliahpun juga menyediakan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.   Materi Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan siswa untuk mengenal aturan dasar kewarganegaraan. Hal ini khususnya terkait hak dan kewajiban mereka sebagai warga Negara.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu media untuk mengajarkan kehidupan politik pada siswa. Mendidik siswa untuk lebih memiliki toleransi dan tenggang rasa terhadap sesame manusia yang berbeda dalam satu Negara yang sama.
 Pendidikan kewarganegaraan juga merupakan sarana untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air pada siswa. Harapannya setelah belajar pendidikan kewarganegaraan dapat menciptakan rasa nasionalisme.
 Pada intinya, pendidikan kewarganegaraan diharapkan dapat menciptakan insane yang bermental cerdas dan bertanggung jawab disertai perilaku yang :
1.      Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai-nilai falsafah pancasila.
2.      Berbudi pekerti luhur dan sadar akan hak dan kewajiban.
3.      Bersifat professional yang dijiwai oleh kesadaran Bela Negara.
4.      Rasional, dinamis, dan sabar akan hak dan kewajiban warga Negara.

Kemampuan berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara merupakan kemampuan yang harus kalian dimiliki.
Partisipasi dalam usaha pembelaan Negara memiliki kedudukan yang amat penting dalam upaya memberikan pengetahuan, pemahaman, dan menanamkan kesadaran warga untuk berpartisipasi dalam upaya pembelaan Negara di lingkungan masing-masing.
Dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak dijelaskan pengertian usaha pembelaan Negara. Tetapi dapat dilihat dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Istilah yang digunakan dalam undang-undang tersebut bukan “Usaha Pembelaan Negara” tetapi digunakan istilah lain yang memiliki makna yang sama yaitu “Upaya Bela Negara”.
Upaya bela Negara adalah sikap dan perilaku warga Negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara.
Pentingnya peran serta dan partisipasi warga juga suatu pendidikan berbangsa dan bernegara agar terciptanya keseimbangan antar hak dan kewajiban bagi setiap warga Negara dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dan menjadi suatu penjelasan bahwa sesuatu hal yang mungkin sebagian besar orang menganggapnya tidak penting pada hakikatnya memiliki peranan yang menentukan kelangsungan hidup kita dimasa yang akan dating.
Perlu kita ketahui ketika hal itu terjadi, maka pahamilah bahwa nilai-nilai terkandung dari hal tersebut sudah mulai menghilang dari diri kita dan perlu kita pelajari lagi.
 BAB III
PENYELESAIAN

a.       Partisipasi Warga Dalam Pembelaan Negara.
Peraturan perundang-undang tentang wajib bela Negara terdapat dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 3 UUD 1945 yang menyatakan bahwa “Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara.” Ikut serta dalam pembelaan Negara tersebut diwujudkan dalam kegiatan penyelenggaraan pertahanan Negara.
 Yang terdapat didalam UU No 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara yang menyatakan bahwa “Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan Negara.” Bentuk-bentuk usaha bela Negara antara lain :
1)      Mengikuti Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam pendidikan kewarganegaraan harus dapat berfikir kritis, rasional, dan kreatif serta menanggapi isu kewarganegaraan, bertindak secara bertanggung jawab dalam setiap kegiatan masyarakat, berkembang secara positif untuk membentuk kualitas masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain dan berinteraksi dengan bangsa lain didunia, baik langsung maupun tidak langsung.
2)      Pelatihan Dasar Militer.
Pelatihan Dasar Militer adalah usaha untuk membantu TNI dan POlri dalam menjaga keamanan dan ketertiban Negara. Meskipun penjagaan dan ketertiban Negara merupakan tugas utama TNI dan Polri. Tetapi tugas menjaga keamanan dan ketertiban adalah tugas semua warga.
3)      Pengabdian Sesuai Dengan Profesi
Semua warga Negara apapun profesinya mempunyai kewajiban untuk membela Negara dengan cara masing-masing. Misalnya tindakan seorang petani menanam pohon di pinggir jalan, untuk jalur hijau, seorang pelajar yang menuntut ilmu, kejujuran seorang pedagang melakukan transaksi dengan tidak mengurangi takaran timbangan sudah termasuk dalam usaha pembelaan Negara.
Contoh tindakan usaha pembelaan Negara yang dilakukan oleh seorang pelajar :
a)      Lingkungan Keluaraga : Saling menghormati sesame anggota keluarga, menjaga keutuhan barang-barang milik keluarga, menjalin silaturahmi sesame anggota keluarga, dll.
b)      Lingkungan Sekolah : Mematuhi tata tertib sekolah secara ikhlas dan penuh tanggung jawab, mengikuti kegiatan belajar mengajar dan upacara bendera dengan baik, menjaga nama baik sekolah, baik didalam maupun diluar lingkungan sekolah, dll.
c)      Lingkungan Masyarakat : Rela berkorban demi kemajuan masyarakat, melaksanakan tugas keamanan lingkungan secara ikhlas, menciptakan lingkungan yang indah tertib dan nyaman, menjaga hubungan baik dengan tetangga, dll.

b.      Peran Serta dan Partisipasi Warga Sangat Penting Dilakukan dalam Pembelaan Negara dan Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara.
Pada dasarnya setiap orang membutuhkan suatu organisasi yang disebut Negara. Banyak pendapat para ahli tentang Negara, namun secara umum Negara dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi oleh pemerintahan yang sah.

Negara itu sendiri dapat disebabkan karena kenyataan atau teori. Negara berdasarkan kenyataaan terbagi menjadi 4, yaitu:
a)      Penduduk
Suatu daerah belum ada yang menguasai dan kemudian diduduki sekelompok manusia (bangsa).

b)      Pelepasan
Suatu daerah yang semula menjadi wilayah atau termasuk daerah Negara tertentu, kemudian melepaskan diri dan menyatakan kemerdekaannya.
c)      Peleburan
Beberapa Negara melakukan peleburan menjadi suatu Negara baru.
d)     Pemecahan
Suatu Negara pecah dan lenyap, kemudian diatas bekas wilayah itu sendiri timbul Negara-negara baru.

Sedangkan Negara berdasarkan teori adalah :
Ø  Teori Ketuhanan
Menurut teori ini Negara terbentuk karena adanya kehendak Tuhan. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada, terjadi, atas kehendak Tuhan, termasuk Negara.
Ø  Teori Perjanjian Masyarakat
Menurut teori ini, Negara terbentuk karena adanya perjanjian antara individu-individu yang disebut perjanjian masyarakat. Perjanjian diantara manusia itu melahirkan Negara. Bersamaan dengan perjanjian masyarakat tersebut, diadakan pula perjanjian antara masyarakat dengan penguasa, yang isinya pernyataan manusia untuk menyerahkan hak-hak yang diberikan alam kepada penguasa serta mereka berjanji akan taat kepadanya.
Ø  Teori Kekuasaan
Menurut teori ini, Negara ada karena factor kekuasaan ataupun kekuatan. Jadi, Negara terbentuk karena adanya orang kuat yang mendirikan Negara. Dengan kekuatannya, orang tersebut dapat memaksakan kehendaknya terhadap orang lain.
Ø  Teori Hukum Alam
Menurut teori ini, Negara ada karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang bermacam-macam. Secara sendiri-sendiri manusia tidak mungkin dapat memenuhi semua kebutuhannya. Oleh sebab itu, manusia memerlukan kerja sama dengan manusia lain. Dalam kerja sama itu muncul sekelompok masyarakat yang kemudian berkembang menjadi besar dan akhirnya terbentuklah Negara.

Negara akan tegak berdiri jika dipertahankan oleh setiap warga negaranya. Oleh karena itu, membela Negara sangat penting dilakukan oleh setiap warga negaranya. Ada beberapa alasan mengapa usaha pembelaan Negara penting dilakukan oleh setiap warga Indonesia, diantaranya yaitu :
1.      Untuk mempertahankan Negara dari berbagai macam ancaman.
2.      Untuk menjaga keutuhan wilayah Negara.
3.      Merupakan panggilan sejarah.
4.      Merupakan kewajiban setiap warga Negara.

STUDY KASUS

Sejauh ini yang saya amati bahwa belum sepenuhnya Warga Negara Indonesia berperan aktif dan berpartisipasi dalam pembelaan Negara maupun dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Misalnya saja didaerah saya Desa Jogopaten, Kec. Buluspasantren Kebumen ketika dilaksanakan kerja bakti atau gotong royong didesa tidak semua warga ikut serta dan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Padahal warga sudah diberitahu terlebih dahulu bahkan setiap selesai solat berjamaah diberitahu mengenai kegiatan tersebut. Tetapi warga seakan acuh tak acuh dengan kegiatan tersebut. Bahkan ada warga yang tidak peduli sama sekali dengan lingkungan sekitar.
Seharusnya sebagai warga Negara Indonesia adalah kewajiban nya untuk membersihkan, menjaga, dan melestarikan lingkungan tempat tinggal yang mereka tempati itu. Seharusnya sebagai warga masyarakat baik yang tua maupun yang muda harus ikut serta dan berperan aktif serta menjaga lingkungan.
Berdasarkan UU No 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara yang menyatakan bahwa “Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan Negara.” Dalah UU ini diharapkan setiap warga negara berperan aktif terhadap penyelenggaraan pertahanan negara, dengan cara mengikuti wajib militer. Akan tetapi negara belum menjalankan wajib militer kepada setiap warganya.
Dengan wajib iliter, setiap warga nwgara akan mempunyai rasa nasionalisme yang sangat tinggi, dan apabila ada kegiatan yang mengancam negara, mereka pasti akan mempertahankan negara NKRI dengan apapun.
Seharusnya pemerintah harus segera menjalankan wajib militer kepada setiap warga negara dengan segera.

BAB IV
KESIMPULAN

Peran serta dan partisipasi warga Negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara belum ideal karena masih banyak warga yang belum ikut peran serta atau berperan aktif dan berpartisipasi dalam membela Negara dan dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka tidak menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar atau tempat tinggal mereka. Dan mereka juga belum melaksanakan wajib militer yang didasarkan UU No 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara karena negara belum melaksanakan kegiatan tersebut.
 
DAFTAR PUSTAKA


Selasa, 28 April 2015

THINK BIG



Top of Form
Bottom of Form
Top of Form
Bottom of Form

Berpikir Besar, Bekerja Setiap Hari

Think big. Act small everyday. Berpikirlah besar dan bekerja setiap hari. Lakukan, selesaikan dan menangkan hal-hal kecil. Bahkan Bunda Teresa dari Kalkuta yang melayani para fakir miskin dan mereka yang sudah sekarat pernah berkata, “We can only do small things with great love.” Kita hanya bisa lakukan hal-hal kecil dengan kasih yang besar.

Karena setiap hal yang besar sesungguhnya terdiri dari kumpulan hal-hal kecil. Setiap hari kita bekerja dan menyelesaikan satu tugas kecil saja. Lakukan terus setiap hari. Dalam beberapa tahun, maka tugas-tugas kecil akan menumpuk menjadi besar dan banyak.

Misalnya ketika Anda memutuskan untuk menjadi seorang dokter, maka Anda perlu mengambil kuliah kedokteran di universitas. Ini berarti Anda perlu lulus setiap mata kuliah sebelum bisa lulus menjadi seorang Sarjana Kedokteran. Dan agar lulus setiap mata kuliah, Anda perlu belajar setiap hari dan lulus setiap ujian yang diberikan oleh dosen. Setiap helai buku teks perlu Anda baca. Setiap hal kecil dalam perjalanan Anda menjadi seorang dokter merupakan kerja keras setiap hari.

Juga ketika kita melakukan hal-hal kecil dengan kasih yang besar, maka hasilnya juga akan luar biasa. Kasih membuat kita fokus akan tugas yang perlu diselesaikan. Kasih juga membuat hati kita penuh dengan energi positif. Kasih juga membuat kita berpikiran positif.

Kita bisa menjalankan hal-hal besar karena pikiran kita yang berani untuk berpikir “besar.” Segala sesuatu dimulai dari pikiran. Termasuk ketika kita memutuskan untuk bekerja setiap hari, apa-apa saja yang perlu kita kerjakan, dan bagaimana mengerjakannya. Intinya adalah dengan memiliki kasih, maka hal-hal kecil yang dikerjakan dengan baik akan menghasilkan hal-hal besar.

Jangan ragu untuk berpikir besar. Lakukan hal-hal kecil setiap hari. Niscaya kebesaran akan menjadi milik Anda.

Kamis, 26 Maret 2015

KEDUDUKAN DAN PENTINGNYA AKHLAK DALAM ISLAM

KEDUDUKAN DAN PENTINGNYA AKHLAK DALAM  ISLAM
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah AIK II
Dosen Pembimbing : Hermawan M.Pd
.
Disusun Oleh:
1.      Dwi Agung Nugraha    (142140083)
2.      Deni Indraswoyo          (142140099)
 


2 C
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2015


PEMBAHASAN
PENGERTIAN AKHLAK
Akhlaq secara etimologi merupakan bentuk jamak dari khulq  artinya perangai, tabiat, pekerti. Sedang secara terminologi akhlak adalah kemampuan /kondisi jiwa yang merupakan sumber dari segala kegiatanmanusia yang dilakukan secara spontan tanpa pemikiran. Akhlaq terbentuk dari latihan dan praktek berulang (pembiasaan). Sehingga jika sudahmenjadi akhlaq tidak mudah dihapus.
Akhlaq memiliki kedudukan utama,bahkan menjadi puncak kesempurnaan manusia. Ibn Miskawaih mengatakan bahwa akhlaq adalah sifat yangtertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatantanpa memerluka pemikiran dan pertimbangan. Imam Al Ghazali mendefinisikan akhlaq sebagai sifat yangtertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengangampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Mu’jam al Wasith, Ibrahim Anis mengatakan bahwa akhlaq adalahsifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
Kedudukan Akhlak Dalam Islam
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting, sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik, maka sejahteralah lahir dan batinnya. Sebaliknya, apabila akhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya. Kejayaaan seseorang terletak pada akhlaknya yang baik, akhlak yang baik selalu membuat seseorang menjadi aman, tenang dan tidak adanya perbuatan yang tercela.
Agama merupakan tujuan yang lurus (shirathal mustaqim) menuju tempat kebahagiaan, menuju tujuan manusia di dunia dan di akhirat. Iman, Islam dan Ihsan merupakan tiga unsur yang berjalin, berakhlak mulia sebagai isi ajaran Rasulullah, menjalani agama (ibadah dan amal shaleh) dengan cara yang ihsan merupakan kewajiban
Sungguh agama Islam telah menempatkan akhlak mulia sebagai sifat yang sempurna, karena Alloh Robbul 'alamin sangat mencintai akhlak mulia dan membenci kebalikannya. Sebagaimana dalam sebuah hadits:
إِنَّ اللهَ يُـحِبُّ مَعَالِيَ الْأُمُورِ وَأَشْرَفَهَا وَيَكْرَهُ سَفْسَافَهَا
"Sesungguhnya Alloh mencintai perkara-perkara yang mulia dan membenci perkara yang rendahan." (H R. Thobroni: 2894, Ibnu Adi I/114, al-Qudho'i 2/89. Lihat ash-Shohihah: 1627)
Dengan demikian dapat kita pastikan bahwa akhlak termasuk ibadah. Karena tidak ada satu pun perkara yang dicintai-Nya kecuali dia termasuk bagian ibadah dan perkara yang urgen dalam agama. Rosululloh صلي الله عليه وسلم sendiri telah menegaskan bahwa akhlak merupakan ibadah yang agung yang dapat mengangkat derajat seorang mu`min, berdasarkan hadits:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
"Sungguh seorang mu'min dapat meraih derajat orang yang sholat dan puasa karena akhlaknya yang bagus." (H R. Abu Dawud: 4798, Hakim I/60, Ibnu Hibban: 1927, dishohihkan oleh al-Albani dalam ash-Shohihah: 795)
Karena perkaranya yang agung dan urgen, Pembuat syari'at yang mulia ini tidak luput untuk memperhatikan masalah akhlak. Bahkan, boleh kita tegaskan bahwa agama ini seluruhnya adalah akhlak.
Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata: "Agama ini seluruhnya adalah akhlak, barangsiapa memperbaiki akhlaknya maka baik pula agamanya." (Madarijus Salikin 2/320)
Cukuplah dalil-dalil syar'i sebagai bukti bahwa Islam adalah agama yang selalu mengajarkan dan menganjurkan berakhlak mulia.
Di antaranya ialah firman Alloh:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. al-A'rof [7]: 199)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu....” (QS. at-Tahrim [66]: 6)
Skop Akhlak Islam
Skop akhlak Islam adalah luas merangkumi segenap perkara yang berkaitan dengan kehidupan manusia sama ada hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan makhluk lain.
a) Akhlak dengan Allah : Antara ciri-ciri penting akhlak manusia dengan Allah swt ialah :
  • Beriman kepada Allah : iaitu mengakui, mempercayai dan meyakini bahawa Allah itu wujud serta beriman dengan rukun-rukunnya dan melaksanakan tuntutan-tuntutan di samping meninggalkan sebarang sifat atau bentuk syirik terhadapnya.
  • Beribadah atau mengabdikan diri, tunduk, taat dan patuh kepada Allah : iaitu melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangannya dengan ikhlas semata-mata kerana Allah swt.
  • Sentiasa bertaubat dengan tuhannya : iaitu apabila seseorang mukmin itu terlupa atau jatuh kepada kecuaian dan kesilapan yang tidak seharusnya berlaku lalu ia segera sedar dan insaf lalu meminta taubat atas kecuaiannya.
  • Mencari keredhaan Tuhannya : iaitu sentiasa mengharapkan Allah dalam segala usaha dan amalannya. Segala gerak geri hidupnya hanyalah untuk mencapai keredhaan Allah dan bukannya mengharapkan keredhaan manusia walaupun kadang kala terpaksa membuat sesuatu kerja yang menyebabkan kemarahan manusia.
  • Melaksanakan perkara-perkara yang wajib, fardhu dan nawafil.
  • Redha menerima Qadha' dan Qadar Allah : Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Apabila mendapat kesenangan dia bersyukur dan apabila dia ditimpa kesusahan dia bersabar maka menjadilah baik baginya."
 b) Akhlak dengan manusia :
  • Akhlak dengan Rasulullah : iaitu beriman dengan penuh keyakinan bahawa nabi Muhammad saw adalah benar-benar nabi dan Rasul Allah yang menyampaikan risalah kepada seluruh manusia dan mengamalkan sunnah yang baik yang berbentuk suruhan ataupun larangan.
  • Akhlak dengan ibubapa : iaitu berbuat baik (berbakti) ke pada ibu bapa. Berbuat baik di sini mengandungi erti meliputi dari segi perbuatan, perkataan dan tingkah laku. Contohnya berkata dengan sopan dan hormat, merendahkan diri, berdoa untuk keduanya dan menjaga keperluan hidupnya apabila mereka telah uzur dan sebagainya. Firman Allah swt yang bermaksud : " Kami perintahkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapa."
  • Akhlak dengan guru : Maksud dari sebuah hadith Nabi saw: "Muliakanlah orang yang kamu belajar daripadanya." Setiap murid dikehendaki memuliakan dan menghormati gurunya kerana peranan guru mengajarkan sesuatu ilmu yang merupakan perkara penting di mana dengan ilmu tersebut manusia dapat menduduki tempat yang mulia dan terhormat dan dapat mengatasi berbagai kesulitan hidup sama ada kehidupan di dunia ataupun di akhirat.
  • Akhlak kepada jiran tetangga : Umat Islam dituntut supaya berbuat baik terhadap jiran tetangga. Contohnya tidak menyusahkan atau mengganggu mereka seperti membunyikan radio kuat-kuat, tidak membuang sampah di muka rumah jiran, tidak menyakiti hati mereka dengan perkataan-perkataan kasar atau tidak sopan dan sebagainya. Malah berbuat baik terhadap jiran tetangga dalam pengertiannya itu dapat memberikan sesuatu pemberian kepada mereka sama ada sokongan moral atau material.
  • Akhlak suami isteri : Firman Allah swt yang bermaksud : "Dan gaulilah olehmu isteri-isteri itu dengan baik."
  • Akhlak dengan anak-anak : Islam menetapkan peraturan terhadap anak-anak. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Kanak-kanak lelaki disembelih aqiqahnya pada hari ketujuh dari kelahirannya dan diberi nama dengan baik-baik dan dihindarkan ia daripada perkara-perkara yang memudharatkan. Apabila berusia enam tahun hendaklah diberi pengajaran dan pendidikan akhlak yang baik."
  • Akhlak dengan kaum kerabat : Firman Allah yang bermaksud : "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan dan memberi kepada kaum kerabat."
c) Akhlak terhadap makhluk selain manusia :
  • Malaikat :Akhlak Islam menuntut seseorang muslim supaya menghormati para malaikat dengan menutup kemaluan walaupun bersendirian dan tidak ada orang lain yang melihat.
  • Jin : Adab terhadap golongan jin antaranya Rasulullah melarang membuang hadas kecil di dalam lubang-lubang di bumi kerana ia adalah kediaman jin. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Jangan kamu beristinjak dengan tahi kering dan jangan pula dengan tulang-tulang kerana sesungguhnya tulang-tulang itu adalah makanan saudara kamu dari kalangan jin."
  • Haiwan ternakan : Haiwan yang digunakan untuk membuat kerja, maka tidak boleh mereka dibebani di luar kesanggupan mereka atau dianiaya atau disakiti. Malah ketika hendak menyembelih untuk dimakan sekalipun, maka hendaklah penyembelihan dilakukan dengan cara yang paling baik iaitu dengan menggunakan pisau yang tajam, tidak mengasah pisau di hadapan haiwan tersebut atau menyembelih haiwan di samping haiwan-haiwan yang lain.
  • Haiwan bukan ternakan : tidak menganiayai haiwan-haiwan bukan ternakan seperti mencederakannya dengan menggunakan batu dan sebagainya.
  • Alam : Manusia diperintahkan untuk memakmurkan sumber-sumber alam demi kebaikan bersama. Islam menetapkan bahawa alam ini tidak boleh dicemari dengan kekotoran yang boleh merosakkan kehidupan manusia dan kehidupan lainnya.
SUMBER AKHLAK ISLAM
Dalam Islam akhlak adalah bersumber dari dua sumber yang utama iaitu al-Quran dan al-Sunnah. Ini ditegaskan leh Rasulullah saw dalam sepotong hadith yang bermaksud : "Sesungguhnya aku diutuskan hanya semata-mata untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."
Allah swt telah memuji Rasulullah kerana akhlaknya yang baik seperti yang terdapat dalam al-Quran, firman Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya engkau seorang memiliki peribadi yang agung (mulia)."

Pentingannya Akhlak Dalam Kehidupan Manusia

Akhlak merupakan garis pemisah antara yang berakhlak dengan orang yang tidak berakhlak. Akhlak juga merupakan roh Islam yang mana agama tanpa akhlak samalah seperti jasad yang tidak bernyawa. Oleh itu salah satu misi yang dibawa oleh Rasulullah saw ialah membina kembali akhlak manusia yang telah runtuh sejak zaman para nabi yang terdahulu ekoran penyembahan berhala oleh pengikutnya yang telah menyeleweng.
Hal ini juga berlaku pada zaman jahiliyyah yang mana akhlak manusia telah runtuh berpunca daripada mewarisi perangai umat yang terdahulu dengan tradisi meminum arak, membuang anak, membunuh, melakukan kezaliman sesuka hati, menindas, suka memulau kaum yang rendah martabatnya dan sebagainya. Dengan itu mereka sebenarnya tidak berakhlak dan tidak ada bezanya dengan manusia yang tidak beragama.
Akhlak juga merupakan nilai yang menjamin keselamatan dari pada api neraka. Islam menganggap mereka yang tidak berakhlak tempatnya dia dalam neraka. Umpamanya seseorang itu melakukan maksiat, menderhaka kepada ibu bapa, melakukan kezaliman dan sebagainya, sudah pasti Allah akan menolak mereka daripada menjadi ahli syurga.
Selain itu, akhlak juga merupakan ciri-ciri kelebihan di antara manusia kerana ianya lambang kesempurnaan iman, ketinggian taqwa dan kealiman seseorang manusia yang berakal. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda yang bermaksud : "Orang yang sempurna imannya ialah mereka yang paling baik akhlaknya."
Kekalnya sesuatu ummah juga kerana kukuhnya akhlak dan begitulah juga runtuhnya sesuatu ummah itu kerana lemahnya akhlaknya. Hakikat kenyataan di atas dijelaskan dalam kisah-kisah sejarah dan tamadun manusia melalui al-Quran seperti kisah kaum Lut, Samud, kaum nabi Ibrahim, Bani Israel dan lain-lain. Ummah yang berakhlak tinggi dan sentiasa berada di bawah keredhaan dan perlindungan Allah ialah ummah yang seperti di Madinah pada zaman Rasulullah saw.
Ketiadaan akhlak yang baik pada diri individu atau masyarakat akan menyebabkan berlaku pelbagai krisis dalaman dan luaran seperti krisis nilai diri, keruntuhan rumahtangga, masyarakat belia yang mundur dan boleh membawa kepada kehancuran sesebuah negara. Presiden Perancis ketika memerintah Perancis dulu pernah berkata : "Kekalahan Perancis di tangan tentera Jerman disebabkan tenteranya runtuh moral dan akhlak."
Pencerminan diri seseorang sering digambarkan melalui tingkah laku atau akhlak yang ditunjukkan. Malahan akhlak merupakan perhiasan diri bagi seseorang sebagaimana aqidah merupakan tunjang agama, syariat merupakan cabang dan rantingnya manakala akhlak adalah yang mewarnai seperti bunga-bungaan yang menyerikan hiasan pokok tersebut.
Akhlak tidak dapat dibeli atau dinilai dengan wang ringgit Ia wujud di dalam diri seseorang hasil daripada didikan kedua ibu bapa atau penjaga serta pengaruh dari masyarakat sekeliling mereka. Jika sejak kecil kita didedahkan dengan akhlak yang mulia, maka secara tidak langsung ia akan mempengaruhi tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari hinggalah seterusnya.
Proses pembentukan sesebuah masyarakat adalah sama seperti membina sebuah bangunan. Kalau dalam pembinaan bangunan, asasnya disiapkan terlebih dahulu, begitu juga dengan membentuk masyarakat mesti dimulakan dengan pembinaan asasnya terlebih dahulu. Jika kukuh asas yang dibina maka tegaklah masyarakat itu. Jika lemah maka robohlah apa-apa sahaja yang dibina di atasnya.
Akhlak amat penting kerana merupakan asas yang dilakukan oleh Rasulullah saw ketika memulakan pembentukan masyarakat Islam. Sheikh Mohamad Abu  Zahrah dalam kitabnya Tanzim al-Islam Li al-Mujtama' menyatakan bahawa budi pekerti atau moral yang mulia adalah satu-satunya asas yang paling kuat untuk melahirkan manusia yang berhati bersih, ikhlas dalam hidup, amanah dalam tugas, cinta kepada kebaikan dan benci kepada kejahatan.











PENUTUP
KESIMPULAN
Akhlak merupakan sifat baik atau buruk dari seseorang. Pentingnya akhlak dalam islam sangatlah penting, karena dengan adanya akhlak menusia dapat membedakan sifat atau karakter manusia. Kedudukan akhlak paling tinggi dari pada yang lain, karena akhlak berlandaskan Al-Quaran dan Hadist.